"Apakah kamu masih merasakan cinta mu pada Ajeng, Rian?" tanya Vio. "Tentu saja, Vio. Cinta ku pada Ajeng adalah cinta yang abadi dan kekal di hatiku. Dialah cinta sejatiku. Sampai kapan pun walau bayang-bayangnya terus menghantuiku, aku akan tetap menyuburkan cintaku itu padanya karena hanya dengan cara itulah menurutku aku bisa membayar kesalahanku padanya." "Berarti, tentu kamu juga merasakan cinta pada Dea?" selidik Vio. "Aku tidak tahu, Vio. Tapi terus terang, aku ingin sekali mencintainya, memanjakannya untuk menebus kesalahanku padanya. Tapi, aku rasa sampai kapan pun aku hanya bisa bermimpi untuk melakukannya, selama bayang-bayang Ajeng yang selalu menghantuiku itu terus menyatu dalam dirinya." desah Rian mengeluh.All Rights Reserved
1 part