Selasa, 17 Desember 2019 Tepat hari ini, kau memutuskan untuk meminang seorang wanita pilihanmu. Seorang wanita yang kau cinta tentunya. "Selamat yah" ucapku lirih. "Terimakasih. Semoga kamu cepat nyusul." Aku hanya tersenyum getir mendengarnya. Ya, lagi-lagi hatiku patah. Rapalan doamu seakan merobek luka yang masih basah. Patah hati kali ini benar-benar patah hati yang paling patah. Bagaimana tidak? 6 bulan yang lalu, kau seakan memberiku ruang dihatimu. Berlaku seakan kau ingin memperbaiki semuanya. Namun ternyata kau lupa. Lupa akan apa yang pernah kau ucapkan waktu itu. Kini, kembali aku diharuskan untuk kuat. Kuat dalam segala hal. Diharuskan untuk bangkit dan berdiri sendiri, mengumpulkan kepingan hati yang luka, merangkainya kembali agar sama seperti sedia kala. Walaupun pada akhirnya aku tahu; sesuatu yang pernah patah tidak akan pernah bisa kembali utuh. Terimakasih untukmu.All Rights Reserved
1 part