Hidup berdampingan dengan 'mereka' sudah tidak bisa di tampik lagi, dan memang benar, mereka ada, dan kita diawasi; salah satunya, Aku. Sedari kecil hingga saat ini, dimana waktu ku untuk berproses menjadi dewasa, tak luput dari dunia lain. Yang pada akhirnya aku tau, beberapa dari 'mereka' menginginkan jiwa, dan membuatku 'RESAH'.
disclaimer : Cerita ini dibuat atas kemauan dan pengalaman-pengalaman konyol sedari kecil hingga saat ini. Ditulis saat sedang mengalami,bahkan dititik puncaknya, dengan tujuan untuk mengabadikan, menceritakan, kepada mereka, yang juga merasakan, ataupun ingin tau rasanya siapa-apa-dan bagaimana tentang hidup berdampingan dengan 'mereka'.
Jika ingin menghujat, silahkan. Komentar terbuka luas untuk para pembaca. Semoga kalian merasa terhibur dan bisa membuka fikiran kalian sedikit, bahwa 'kami' atau 'dia' yang memiliki kemampuan 'ini' , sangat sangatlah terganggu dan merasa lelah. Jadi, tolong. Bedakan, mana anugerah Tuhan, mana yang pantas disebut 'kesetanan' atau 'ketempelan' hahaha. Happy reading!✨
Banyaknya darah adalah bukti bahwa pertarungan pernah terjadi di sini. Tujuannya datang ke Indonesia adalah untuk memastikan hal itu. Nama orang ini adalah Asano Takatou, Seorang peneliti yang berasal dari Jepang.
Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, saat Asano masih kelas satu SMA, ada sebuah kejadian berdarah di sebuah stadiun sepak bola di Indonesia yang mengharuskan stadiun tersebut ditutup paksa oleh pihak yang berwenang.
Kejadian itu sempat menjadi ramai diperbincangkan di dunia sepak bola, bahkan mendapat dukungan moral dari berbagai klub internasional. Namun, yang namanya berdarah tentunya tidak indah. Banyak orang yang melewati stadiun ini dan merasakan berbagai macam kejanggalan.
Asano yang saat ini berumur 25 tahun dan sudah menjadi peneliti ternama di Jepang, tertarik untuk meneliti hal ini dan keinginannya itu disetujui oleh pemerintah Jepang. Asano pun segera terbang ke Indonesia untuk memastikan apakah stadiun tersebut banyak mengalami hal aneh seperti yang dirumorkan?