Mencoba kembali cerita lama, sepertinya sesuatu yang agak ambigu ya.
Oke, sudah lama sekali tidak menulis seperti ini, jemari ini terasa kaku untuk memulai.
Jemari ini mulai mencoba memperlincah gerakannya seperti dulu, mencoba mengigat bagaimana dulu bisa menorehkan kata demi kata yang bisa menghabiskan lembaran buku yang kosong. Entahlah mungkin akan terlihat random, untuk memulai dan harus menulis apa saat ini. Tapi jemari ini tetap mencoba bergerak, seakan ingin menceritakan sesuatu tapi belum tau seperti apa.
Terus bergerak, hingga pada titik ini.
Kehidupan pun seperti jemari ini yang terus bergerak, tidak mau menunggu untuk sedetik pun, kita yang ada pada dulu dan saat ini akan terus berjalan bersama kehidupan entah pada keadaan yang bahagia atau pun tidak, sakit atau pun sehat, kaya atau pun miskin, menangis atau pun tersenyum, sendiri atau pun sudah ada yang menemani. Sepertinya jemari ini membantuku menumpahkan isi kepala ku yang sudah seperti "pasar" dan bisa dibilang " random". Ada banyak pemikiran-pemikiran yang ingin diceritakan, apa pun itu konsep, isu, sekedar pemikiran bodoh, tapi ya meminta untuk dituliskan. Baiklah mari kita mulai.
As Dallas and Drayton navigate life in the spotlight, Spencer is navigating intense feelings for Nathan - her best friend's brother.
*****
Dallas and Drayton are planning their wedding, talking babies and learning how to navigate life in LA now that Drayton is a hotshot football player in the big leagues. Meanwhile, Spencer and Nathan are back at home in Colorado, coming to terms with their feelings for one another and learning how to co-parent with Grayson, the father of Spencer's daughter. Will the realities of adult life strengthen them - or will their relationships break?
[Sequel to The QB Bad Boy and Me]
[[word count: 150,000-200,000 words]]