Shinta, gadis manis penyuka senja. Selain senja, dia juga pecinta red valvet dan menulis. Diary hello kitty beserta pulpen unicorn adalah tempat ia mencurahkan isi hatinya. Kata demi kata yang ia rangkai, bukanlah untuk membuat blogger tentang pengetahuan umum, melainkan tentang senja, kisah cintanya, dan juga Adit. Iya, Adit. Sahabat sekaligus lelaki yang Shinta cinta. Mereka sahabatan hampir lima tahun lamanya, menurut Shinta, Adit itu humoris, selalu ada di samping Shinta ketika suka mapun duka. Namun sayang, Adit sudah memiliki pacar bahkan pacar Adit satu kelas dengan Shinta. Shinta cukup tahu diri, dianggap sahabat saja sudah lebih membuatnya bahagia.
Di balik sisi cerianya, Shinta tekanan batin. Ia dipaksa menikah dengan lelaki yang tidak ia cintai karena orang tuanya terlibat hutang. Selain itu, ia juga menyidap kanker darah stadium awal yang tidak diketahui oleh siapapun. Termasuk Adit, sahabat dekatnya.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan