melukis adalah sama sekali bukan passionku.
apalagi menulis..
tidak sama sekali.
tapi sangat kusukai hal ini
dengan sedikit coretan pena,
setidaknya nafasku menjadi lega..
Semuanya berawal saat genap 18 tahun saya dilahirkan. Betapa dunia terasa penuh dipenuhi dengan kemunafikan yang nyata.
Usia yang sudah bukan kanak-kanak lagi(katanya), dimana aku harus benar-benar menghadapi hal paling menyakitkan.
semangat dan do'a yang kubutuhkan saat itu, namun cacian dan segala hinaan yang kudapatkan.
aku positif mengidap penyakit tbc. semuanya berawal dari benjolan yang ada dipinggang sebelah kananku.
hampir setiap jam aku merintih kesakitan, duduk, berjalan, bahkan terbaring saja kesakitan.
Surakarta, juli 2017 di kos bu wahyudi.
"ibuk...kulo sakit, mpun mboten kiat mlampah, kulo pyambakan tg kos"(read.jawa)
"ibuk...saya sedang sakit, sudah tidak bisa berjalan, dan sendirian di kosan".
begitulah sms.ku saat itu untuk keluargaku.
orangtuaku samasekali belom tau daerah Solo, tapi tanpa banyak bicara langsung menyewa mobil beserta sopirnya yang kebetulan adalah tetangga terdekat.
dalam perjalanan, ibu tak hentinya menelfonku, menanyakan keadaanku yang semakin malam semakin tk bisa digerakkan tubuhku,
(00.15)
sesampainya di Surakarta..
disepanjang jalan bapak bertanya keberadaan kosku.
(00.45)
Akhirnya keluargaku menemukan kosan bu wahyudi. Dan langsung menuju kamar kosan yang kuhuni.
orang yang melihatku kaget dan menangis.
iya...benar sekali, saya terbaring sendirian di kamar kosan.
kebetulan temen satu kamar dia sedang pulang liburan karna memang hari itu adalah hari terakhir uas semester 1.
(03.40)
-di Rumah Sakit Umum dr. Soetijono Blora
akhirnya saya diopname kembali setelah 6 bulan keluar dari rumah sakit.
setelah menjalani beberapa kali cek darah,usg,rontgen dll akhirnya dokter memutuskan untuk mengambil benjolan tsb. dengan oprasi.
saya bukan manusia yang sempurna, tapi dalam hati telah sempurna tertanam "aku adalah diriku, yang kuat".