[ Original Fiction | Fantasy | Non-Human Characters ]
Phoenix tiga belas tahun ketika ia mati, ia lima saat kesadarannya kembali.
𖣘
Dinamakan berdasarkan eksistensi yang dipercaya abadi, kelahiran Phoenix telah dinobatkan sebagai sebuah keagungan. Keagungan yang kerap dipuji oleh para awam sayangnya bagi sang pemilik nama rasanya bagai olokan, sebuah ejekan tersembunyi di balik rangkaian kata-kata indah penuh adab dan etika. Lama Phoenix menghabiskan waktu dalam debat dan pertarungan; baik itu atas dirinya, identitasnya, juga takdirnya. Lama waktu yang berjalan ketika Phoenix pada akhirnya menyadari bagaimana nama itu tersemat untuknya, diberikan sebagai pengikat takdirnya, dirangkai untuk melukis kehidupannya. Mereka adalah sebuah paritas, baik dirinya maupun sang makhluk agung dalam legenda, mereka sama-sama tidak akan bisa mati.
Phoenix Alurakh Ryence de Landstein Drachschoten, putra dari Kaisar Agung Daharryn V dan Prameswarinya, Pangeran Keempat Kekaisaran Drachschoten yang mendiami Kastel Galazia sejak kelahirannya dalam keheningan dan jauh dari penghakiman para bangsawan, kehidupan politik, dan sama sekali tak tersentuh oleh intrik dan gaya hidup orang-orang darah biru lainnya di Istana Kekaisaran, membuat Phoenix dengan arogan berpikir bahwa hidupnya berjalan bebas tanpa tali-tali marionette para penjilat dinasti yang akan menjadi batu sandungan dalam langkah yang diambilnya. Sayang untuk sang pangeran, sebab tali yang mengekangnya tercipta langsung dari sang Elohim yang dengan murah hati mengirimkan kepadanya tamparan melalui kebenaran yang didapatinya pada hari ia membuka mata setelah kematiannya.
────
⚠ : This is a work of fiction. Names, characters, business, events, and any religion or culture related mentioned here are the products of the author's imagination. Any resemblance to actual persons, living or dead, or actual events is purely coincidental.
[✓] : Cover by me, created on Canva; the art of Phoenix's face claim created o
Senandung Rengganis adalah sosok karakter figuran dalam novel yang sangat menyedihkan, ia digambarkan dengan wajah yang buruk rupa serta sifatnya yang lemah mudah ditindas.
Sosok tersebut juga selalu menjadi rasa pelampiasan amarah karakter protagonis pria yang tak lain adalah suaminya sediri. Karena menurut sang protagonis, Senandung adalah batu besar yang menjadi halangan untuknya bisa bersama dengan wanitanya (protagonis wanita) dan sosok Senandung tersebut di akhir cerita akan mati karena dibunuh suaminya sendiri.
Lantas bagaimana jika jiwa seorang gadis ambisius dan licik memasuki tubuh Senandung?
[Story transmigrasi ke-3 setelah Transmigration Queen & Protagonist Girls]
_________________________
PLIS JANGAN PLAGIAT YA SAYANG-SAYANGKU!!!
HARAP FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA!!!