Serendipity
  • Reads 272
  • Votes 48
  • Parts 8
  • Reads 272
  • Votes 48
  • Parts 8
Complete, First published Dec 22, 2019
Mature
Hana melihat pemuda yang ia pegang tanganya.Tapi pemuda itu malah membalasnya dengan tatapan dingin dan sorot mata elangnya.Mengisyaratkan agar Hana melepas tangannya dari pemuda itu dan juga memberitahu bahwa Sawi putih itu miliknya.

Pemuda itu membawa sawi itu dan bergegas pergi dari sana.Meninggalkan Hana yang masih diam tak berkutik di tempatnya.

"T-tunggu,T-tapi sawi itu m-milikku"

Tak ada jawaban dari pemuda itu.Dia hanya memberikan tatapan tajam dan juga dingin kepada Hana.

~ ~

"Ayo,jadilah kekasihku..Aku sangat mencintaimu"

Gadis cantik nan manis itu menegakan kepala menatap pemuda putih pucat itu dengan tatapan terkejut.

~ ~
"Dia memintaku untuk menjadi kekasihnya"

"Jangan terima,tolak saja.Aku tak suka"








⚠ini cerita pertama aku,mohon dimaklumin kalo misalnya kurang nge-feel.Aku bakal berusaha buat nambah feelnya di setiap chapternya.I need a process for that.And then sorry for typing mistakes.😊⚠
All Rights Reserved
Sign up to add Serendipity to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
The Qonsequences cover
Kisah Tak Sempurna cover
Little Dumplings cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Fiction -sungjake✔ cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
Rafa [End💗] cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.