Saat dimensiku diwarnai kegelapan, dia datang layaknya pangeran berkuda putih yang menyelamatkan jiwaku. Teringin kusampaikan rasaku padanya yang semakin hari membuat jantungku berdebar. Tapi jarak tiba-tiba menjadi pemisah raga kami, yang pada saat itu belum terlalu mengenal satu kata bertajuk cinta. Tak masalah pangeranku, aku akan menunggumu sampai tangan kita dapat bertaut kembali dan setelahnya, kita ungkapkan rasa kita dan hidup bersama menjadi satu kesatuan yang terikat oleh cinta. -Hwang Yeji