Di sini penulis menceritakan tentang kisah sepasang suami istri berumur kira-kira 16 tahun, istrinya seorang mualaf berkewarganegaraan Perancis yang mengenyam pendidikan SMP-SMA di negara dengan pendidikan terbaik di dunia, yakni Findlandia.
Sedangkan suaminya, hanya seorang anak Madrasah Aliyah, tinggal di indekos, jauh dari orangtuanya.
Di sini kita akan melihat, bagaimana pasangan dengan umur yang masih sangat muda ini merencanakan serta berusaha sekuat tenaga untuk mencapai visi besar pernikahan mereka untuk Islam dan Dunia, karena mereka adalah 'Pengantin Peradaban'.
Mereka yakin, pernikahan bukan hanya bersatunya dua orang insan untuk saling mencintai, lalu kemudian beranak, bercucu dan mati.
Lebih dari ini, pernikahan menurut mereka adalah sarana untuk memilih partner hidup dalam meraih visi terbesar hidup.
Di sini pembaca akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang keislaman, filsafat, Teknologi, Bisnis, Sejarah, Perbandingan Agama, Psikologi, NLP, Ilmu cinta, Pendidikan, isu-isu perempuan dan yang lainnya.
Semua pengetahuan di atas akan ditulis dengan ruh keislaman yang kuat.
Penulis butuh berdiskusi dengan banyak pihak dan pembaca agar novel ini bisa sebaik dan serealistis mungkin.
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.