Dia tertawa dan gue jatuh cinta. Semudah itu. Lalu gue terluka. -Aletha Acacia. ♡ Ini adalah kisah tentang Aletha yang begitu mencintai Raka karena sebuah tawa. Sebuah tawa yang ia lihat dibawah terik matahari tepat setelah Aletha meminta kedatangan matahari dalam hidupnya. Waktu itu, Aletha masih 13 tahun, masih terlalu naif untuk tau definisi cinta yang sebenarnya.Namun siapa sangka,diumur segitu Aletha merasa dirinya telah jatuh cinta? Siang itu, setelah sekian kalinya Aletha dibully. Aletha tau alasannya, tapi ia pura-pura tak tau. Apalagi kalau bukan karena cowo.Enggak mengherankan,Aletha terlalu cantik untuk disebut sebagai manusia biasa.Hehe. Itu yang membuat Aletha menangis di taman belakang sekolah. Di tengah kegiatan Aletha menangis, datanglah Raka. Ajaibnya, Aletha berhenti menangis, dia tak lagi bersedih. Dan disaat Raka tertawa, Aletha terpana. Ketika tertawa,wajah Raka bersinar. Semudah itu Aletha menyimpulkan kalau Raka adalah matahari yang dikirimkan semesta untuknya. Dan semudah itu juga Aletha jatuh cinta. Jatuh terlampau dalam kedalam orbit Raka, meski hanya menjadi bagian terkecil yang enggak pernah disadari eksistensinya. Setelah itu, Aletha merasa kalau itu adalah awal dari sebuah kebahagiaannya di sekolah baru. Tanpa menyadari, kalau itu juga merupakan awal rasa sakitnya di masa depan.