Story cover for Decha (Sudah Terbit)✅ by elivianovela
Decha (Sudah Terbit)✅
  • WpView
    Reads 9,484
  • WpVote
    Votes 383
  • WpPart
    Parts 10
  • WpView
    Reads 9,484
  • WpVote
    Votes 383
  • WpPart
    Parts 10
Complete, First published Dec 27, 2019
"Kamu manis juga. Bolehkah aku menyukaimu?" tanya Jingga, dengan percaya dirinya, sedangkan pria itu hanya menatapnya sejenak sebelum menyiapkan balasan. 

"K̄hxxp̣hạy khuṇ kảlạng phūd t̄hụng xarị"

Jingga dibuat melongo, ia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan lelaki di depannya. "Apa ini dampak botol bekas yang membentur kepalanya?" pikir Jingga. Seraya melihat pria itu pergi meninggalkannya.
All Rights Reserved
Sign up to add Decha (Sudah Terbit)✅ to your library and receive updates
or
#4ceritaromace
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
syzygy: Garis Bintang cover
After J (Complete) cover
Bond Between [COMPLETED] cover
MASTER ON THE BED  cover
Without Love? cover
Diantara 2 pilihan (TNI/POLICE) cover
JINGGA JOLICIA (ONGOING) cover
Waiting Soulmate - [PINGXIE] cover
Aku Tak Pernah Melupakanmu cover
Slice Of Life - YiZhan cover

syzygy: Garis Bintang

13 parts Complete

"Kamu manis, wajib beli danusan manis, biar extra manis." Ujar Vikram. "Kalau kamu, suka yang manis?" Balas Wisnu. "Suka," Jawaban Vikram sesuai prediksi Wisnu, namun saat hendak mengeluarkan kalimat, Vikram meneruskan kalimatnya, "makanya aku suka kamu." Sudah seminggu berlalu sejak Vikram menyatakan rasa suka pada Wisnu di depan Gedung Konseling yang menurut Wisnu tidak romantis sama sekali, dan selama seminggu itu Vikram makin terang-terangan. Ketika bertukar pandang di kelas, tidak lagi Vikram membuang pandang, yang ada balas senyuman menawan yang hanya bisa Wisnu balas dengan gelengan kepala. Susu Mbok Darmi yang sebelumnya satu kafetaria ditraktir kini hanya sampai di Wisnu yang terkadang dibumbui catatan kecil lewat sobekan kertas bergaris biru muda seperti "Makan siang yang kenyang! Biar energi kamu ga abis :)" atau "Berhenti menggemaskan, Kak, atau aku terkam" dan lain sebagainya yang kebanyakan tak Wisnu hiraukan. Senyum nakal yang sesekali Vikram berikan sesaat bertukar pandang dengan Wisnu tidak bisa ditoleransi. Persetan dengan pertandingan, ada getar di badan Wisnu dan pikiran berkecamuk, satu pertanyaan muncul dibenaknya, 'apa aku ada ketertarikan pada lelaki?'