Pertemuan ku dengan seorang anak perempuan yang sangat manis, membuat ku hidup dengan pria yang dingin, sedingin es Kutub Utara. Bahkan karena anak kecil itu aku menjadi istri, ah jangankan istri, dia menganggap ku saja tidak. Tugasku hanya satu yaitu menjadi ibu untuk anaknya. Ya, itu tugasku dan tujuannya dalam menikahi ku. Ingin sekali rasanya dia memanggilku dengan sebutan 'istriku', sekali saja itu sudah cukup untukku. Tapi apakah itu akan terjadi? Sedangkan dia yang sudah berstatus suamiku masih belum mengikhlaskan kepergian istri pertamanya, dan dia masih sangat mencintai istrinya itu, sungguh ini sulit bagiku. Mungkin keinginan ku tidak akan pernah terwujud. Yang benar saja, si dingin itu menganggap ku sebagai istri. Sungguh itu hal yang tidak akan pernah terjadi.