kami berdua pun berpandangan memandang satu sama lain "aku mohon lepaskanlah aku" aku hanya bisa memohon kepadanya agar melepaskan tangan nya yang memegang ku begitu erat "tidak. dan tidak akan pernah" dia hanya memandang ku dengan sorot dingin nya yang biasa dia perlihatkan "apa yang kamu inginkan dari ku?" tanya ku dengan sedikit meringis karna pergelangan tangan ku yang perih "kamu" aku hanya bisa pasrah dengan takdir yang suka sekali mempermainkan ku aku dan dia terus berpandangan "kuatkan aku ya Tuhan" teriak dalam batin ku.