Bagaimana rasanya saat tongkat yang kau jadikan tonggakmu berdiri patah secara tiba-tiba? Itulah yang sedang aku rasakan. Bodohnya aku yang menggantungkan semuanya pada satu sosok. Sosok yang belum tentu dapat dipercaya, sosok yang belum tentu akan berada di sampingku selamanya, sosok yang masih semu, yang sama-sama sedang meraba jalan untuk maju ke depan. Sosok itu pergi. Dia pergi setelah mematahkan pijakanku. Dia pergi melangkah sendiri dan membiarkan aku bersama kehancuranku. Dia pergi tanpa menoleh ke belakang. Tak apa. Mungkin memang aku bukan jalannya. Aku hanya salah satu diantara sekian banyak. Hidup harus terus berjalan, begitupun aku yang harus bangkit. Hingga aku bertemu denganmu. Akankah dirimu tetap disisiku dan berjalan bersamaku? Atau justru hanya singgah untuk sementara? Ingatlah, ini hati. Bukan rest area yang dapat kau singgahi kapanpun kau mau.