Warning: Mengandung unsur 21+ mohon bijak memilih bacaan
Warning: Mengandung unsur 21+ mohon bijak memilih bacaan
"Manja amat siih, gitu doang, sampai bangunin orang lagi tidur. Ya kan sayang? Semalam kan kita kecapean banget. Kamu sih minta nambah terus, aku lemes banget ini, gak bisa bangun. Tolong bopong aku ke kamar mandi dong." Suara seksi Krista membuat Ganda tambah mendelik.
Pias, pucat bagai tak beralir darah di wajah tampannya, Ganda melihat ke arah Krista dan Gadis, bergantian. Dilihatnya tubuh molek Krista tanpa sehelai benang pun bahkan tiada selimut yang menutupi gunung kembarnya itu. Ganda menelan ludah melihat banyaknya kissmark, tidak hanya di payudara montok itu, tapi di leher dan juga perut rata Krista.
Semalam...? Apa yang sudah kulakukan semalam? Kenapa aku sama sekali tidak ingat? Aarrgh alkohol sialan! Apakah aku dan dia benar-benar.... haaah cewek jalang sialan!
***
Bruuuk...
Terdengar bunyi tubuh Gadis beradu kasur, Ganda membantingnya kasar. Gadis menangis, tidak mau membayangkan apa yang akan Ganda lakukan padanya. Dia menggeleng-geleng.
"Pak.. jangan... tolong jangan... Saya mohon pak, sadarlah..." Rintih pilu Gadis saat Ganda sudah membuka t shirt dan celana panjangnya.
"Mohon katamu? Ke mana pongahnya Gadis yang tadi hah? Sekarang menangis, memohon? Ini yang kamu mau kan?" Tanpa ampun Ganda merobek dress bunga tulip Gadis, menindih tubuh itu, merobek paksa bra yang dipakai Gadis.
Terpampanglah apa yang menjadi idaman setiap lelaki pada semua gadis. Kulit kenyal dan halus, belum terjamah siapa pun. Ganda menindih Gadis, memaksanya untuk menerima ciuman kasarnya.
"Jangan pak... Tolong hentikan... Ya Tuhan."
"Jangan bawa nama Tuhan di sini! Kamu ingat itu kan? Sekarang kita nikmati saja saat ini dan kamu akan jadi milikku, utuh."
Edgar merasa beruntung memiliki flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang flora ayumi maharani.