Tidak ada yang tidak mungkin. semua hal didunia ini yang menjadi imajinasi kalian akan terjadi jika itu memang telah dirancangkan oleh pemilik semesta. begitupun dengan imajinasimu, mimpimu itu akan menjadi takdirmu jika memang itu telah dirancangkan oleh pemilik semesta. * * * "Lo bisa ada disini itu semua karna nyokap gue dan lo nggak berhak buat bacot disini" ucap Julian . "maksud kamu?" tanya Ana . "maksud kamu?" jawab julian dengan meniru suara Ana. itu membuat alis Ana terangkat sebelah. "jangan pura-pura bego deh..." "lo ngaduin yang kemarin ke nyokap kan?" lanjut julian sambil berteriak didalam mobil. "yang kemarin?" jawab Ana dengan bola bola hitam dimatanya mengarah ke ujung alisnya tampang berpikir. "ohh.. itu kan karna memang kamu salah" ucapan Liana membuat Julian memutar kedua bola matanya pertanda dia jengah mendengar jawaban wanita disebelahnya ini. "itu nggak bagus loh Ian kalo kamu ke tempat-tempat kayak gitu" "diem lo! tahu apa loh tentang hiburan gue!?huh?" Julian berkata sambil mendekatkan tubuhnya pada Liana. dia semakin mendekat dan menunjuk dahi liana dengan telunjuknya. "kalo lo berani ngaduin gue lagi liat aja lo yang bakan jadi mainan buat hiburan gue nantinya" lanjut Julian sambil mendorong Dahi lian degan dahinya hingga kepalanya berbenturan dengan kaca jendela. "aduh..." Liana mengusap bagian belakang kepalanya yang tadinya terbentur. "cuman numpang hidup aja belagu" sambung julian. Liana diam mencerna arti dari perkataan Julian sebelumnya dan sadar diri karena perkataan Julian selanjutnya. Memang benar dia cuman numpang hidup tapi itu bukan kemauannya tapi kemauan ibunya Julian. Walaupun Liana tahu bahwa dia mempunyai keterbatasan ekonomi bukan berarti dia tidak bisa berusaha meraih mimpinya. walaupun orang lain menghinanya tapi dia tetap kuat karba dia yakin setiap hinaan merupakan motivasi baginya.All Rights Reserved
1 part