"Kau! Dasar anak tidak tahu diri, sudah berani jadi berandalan kau ha?" Bentakan dari lelaki paru baya yang penuh amarah begitu mendengung ditelinga pemuda yang menjadi objek bentakan itu. Setiap perkataan yang meluncur begitu menyayat hatinya yang memang sudah rimbun dengan luka yang tak kunjung mengering dan tertutup. Dan hal ini memang sudah biasa terjadi, membuat dirinya semakin jengah akan setiap perkataan dan luapan emosi yang ia terima dari ayahnya itu. Ia hanya memandang datar ayahnya dan berlalu begitu saja, "Taeyong! Kau benar-benar!" ia pun terus berjalan menuju kamarnya dengan bentakan ayahnya yang mulai tak terdengar ketika ia memasuki kamarnya.
1 part