"kalo kamu udah gak cinta sama aku bilang!." ucap Berlin
"maaf..." ucap Raja dengan kepala menunduk
"kamu gak tau kan rasanya jadi aku gimana? di cuekin sama kamu, di jauhin sama kamu, kamu selalu bentak aku, aku cuma jadi pelampiasan doang iya kan? disaat dia gak ada, pas dia kembali kamu mencampakkan aku." ucap Berlin sambil mengusap air mata
"Maaf.... Aku.. Aku gak bermaksud." ucap Raja sambil memegang pundak Berlin dan ditepis kasar oleh nya
"kamu tau gak aku tuh sakit liat kamu jalan sama dia, kamu lebih milih dia dari pada aku, itu sakit ja!" ucap Berlin sambil terisak
"maaf.." ucap Raja
"Kita putus!"ucap Berlin dan Raja hanya mematung
Berlin berlalu tapi kemudian balik lagi ia menatap Raja dengan pandangan sulit diartikan, Raja hanya diam tidak bergeming.
"Oh iya satu lagi, aku benci sama kamu!"
Ucap Berlin dan berlalu pergi.
Deg.
Dunia raja seakan hancur.
Andai dia tidak melakukan itu, tapi itu hanyalah andai, andai, dan andaikan.
•••
Se sabar apapun seseorang dia pasti mempunyai titik berhenti untuk sabar, ya itulah aku, aku sudah tidak sabar untuk menahan sikap nya itu kepadaku, aku sungguh merasakan sakit yang teramat pedih melihat dia dengan yg lain selalu bahagia sedangkan bersama ku, haha miris sekali kisah cinta ku ini.
~BERLIN BLYTE MEGANTARA~
Penyesalan selalu datang diakhir kalo diawal itu namanya ajang pencarian, aku yang membentak nya, aku yang menjauhi nya, aku yang melakukan kesalahan terhadap nya aku yang menyulitkan nya, dia bagaikan babu yg aku suruh mau ya aku sangat tega sekali dengannya, aku banyak melakukan kesalahan yang tak bisa di maafkan, dan bener Kini dia pergi dari hidup ku, aku sungguh menyesal.
~RAJA PRADIPTA GOTTARDO ~
{ !!DON'T COPY MY STORY!!. }
[ Di baca ya guysss,
Eh btw ini selow update jadii
Mohon bersabar. ]
[ Gosah basa basi, langsung aja dibaca, ribet Lo‽:v ]
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan