INTUISI

Sudah setahun Adam dan Irana telah menikah. Keduanya melalui kebersamaan tanpa kesulitan yang berarti. Mereka menikmati masa-masa bahagia mereka dari waktu ke waktu, dari musim ke musim.

Akan tetapi, di suatu waktu, Irana sudah merasa bosan di rumah terus tanpa kegiatan apa pun. Ia merasa dirinya bagaikan boneka porselen pajangan di rumahnya sendiri.

Hari demi hari hal itu memicu onak dalam tubuh pernikahan mereka. Irana ingin membuka sebuah butik untuk menghalau rasa jenuhnya. Meskipun Irana resain dari kantor sebagai seorang sekretaris, tetapi jangan ditanya hobinya. Irana adalah jago fashion desain. Hal itu merupakan keturunan dari ibunya yang sudah punya butik ternama.

Seminggu setelah memikir, Irana akhirnya mendatangi juga sebuah toko yang menjual alat dan bahan menjahit. Di sana ia senang sekali. Lalu membeli beberapa alat dan bahan yang ia perlukan.

Dengan senang hati dan wajah berbinar, Irana mengatakan keinginannya itu kepada Adam. Namun Adam malah menyalahi janji. Ia bahkan melempar peralatan menjahit Irana.

Hari demi hari konflik Irana dengan Adam tidak kunjung usai. Hingga beberapa bulan keduanya tidak jua menemukan titik temu. Padahal apa yang ingin dilakukan Irana sudah tertulis dalam perjanjian pra nikah.

Irana sudah berencana ingin pergi menenangkan diri untuk sementara waktu. Dan berharap semuanya akan baik-baik saja pada waktunya nanti.

Akankah tercipta kenyataan sesuai impiannya? Adakah realita akan sesuai dengan espektasinya?