Jayanegara, Gadjah Mada dan Ra Kuti. Dipertemukan dalam satu tragedi. Trowulan yang termahsyur menjadi saksi bisu pertemuan pilu tersebut. . "Aku dibesarkan dalam kesengsaraan di tempat itu. Jika memang harus mati, maka aku harus tiada dalam kesengsaraan di tempat itu juga." . "Dia orang yang baik, jika dia sampai berbuat kesalahan. Maka aku pastikan, kesalahannya menjadi penyesalan pertamamu." . Antara tahta yang salah digenggam. Kepercayaan yang diruntuhkan. Serta penghianatan yang berada di atas derita. Gadjah Mada berdiri dengan kesetiaan dan berakhir dalam penyesalan - Kau bagian dari tragedi ini, Mada. Jadi ambilah sebagai penyesalanmu! Biarkan sejarah mencatat ini dalam dilemanya." "Dalam dilema itu, biarkan mereka mengenalmu sebagai pembunuh. Pembunuh rajamu." . . . Sebuah three-shot yang terinspirasi dari kisah awal ketenaran nama Gadjah Mada sebelum dirinya diangkat menjadi patih kenamaan Majapahit. Jika terjadi perbedaan kisah dengan sejarah aslinya. Maaf ya. Hanya orang biasa yang suka sejarah tapi bukan sejarawan.