"Pintu terkunci!" kata Indri, salah satu trio XI IPA 3.
"Sudah kubilang ini mencurigakan!" kata Andela. Bram langsung menuju pintu belakang di dekat kamar mandi.
"Sial! Pintu belakang juga terkunci!" kata Bram dari dekat kamar mandi dan lansung mendekat ke arah kami lagi.
"Situasi macam apa ini sebenarnya?" kata Lia, aku tak pernah melihat ia sebingung itu. Biasanya ia selalu ceria dan tersenyum pada siapa saja.
Belum sempat pertanyaan kami terjawab. Lampu aula mendadak mati. Tak lama kemudian, dentang jam di ruang guru berbunyi keras. Jantungku seakan berhenti, aku kaget, ada sedikit rasa takut yang entah berasal dari mana. Setelah beberapa saat, jam itu berhenti berbunyi dan lampu kembali menyala. Kulihat semuanya diam, menatap kosong. Lia, Andela, trio XI IPA 3, mereka semua terduduk dan menatap ke arah yang tak jelas. Semua diam, termasuk Nano yang biasanya juga selalu ramah terhadapku.
"Apa yang terjadi?" kataku, aku memang merasa agak takut, tapi takut karena apa? Apa karena mati lampu? Atau karena dentang jam pergantian hari? Atau karena apa? Apa aku terlalu bodoh untuk mengerti ketakutan juga?
"Kita hentikan omong kosong ini!" kata Bram yang membetulkan bandonya dan rambut panjangnya, ia berjalan ke arah pintu dan membukanya. Kali ini pintu tak terkunci. Namun semua yang melihat ke arah pintu yang terbuka kali ini menjerit. Jerit ketakutan dan kengerian.
Bagaimana mereka tak ketakutan? Indra, si ketua OSIS, tergantung dengan leher terjerat tali. Ia tak bergerak, persis di depan pintu. Matanya yang terbuka dan mulut yang sedikit ternganga membuatnya terlihat tragis. Ia mati.
Feat. NCT Dream
Jarvis : "Dek dipanggil Bunda, tuh di suruh bangunin yang lain."
Harvis : "Bunda nyuruh gue atau lo-nya aja yang males?"
Naresh : " Anjir Reyhan tidur ilernya berlimpah!!"
Reyhan : "Ini tuh mahakarya!"
Mahen : "Maharkarya endasmu!"
Cleo : "EZZA! NGAPA LO TENDANG-TENDANG GUE?!!!"
Ezza : "Suruh siapa Lo tidur melukin gue?"
Orang bilang, masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah yang pernah dirasakan. Namun, sepertinya rasa itu tidak pernah dirasakan oleh Harvis Adiwangsa ketika dia menemukan sesuatu yang membawa hidupnya, kembarannya dan teman-temannya dalam bahaya.
Lantas, keputusan apa yang akan Harvis ambil ke depannya?
Historia : Case Story
Originally Written by articsicic