"Aaarrgghhh... hhhmmpphhh lleepppaaasshhh... ssaaaaakkkiiiittt ..... aaasshhhh ...." Desahan demi desahan terus keluar dari mulut Jisoo. Akibat penetrasi yang dilakukan berulang kali oleh seorang laki-laki berkulit putih dan bermata sipit di sana. Jisoo terkulai lemas tak berdaya dibawah kungkungan tubuh kekar itu. Air mata terus mengalir deras membanjiri pipinya. Selangkangannya terasa nyeri dan berkedut karena dimasuki benda panjang dan berhasil mengoyak kevirginannya. Entah sudah berapa juta benih yang disemburkan pria itu dalam rahimnya. Dirinya kehilangan masa depannya akibat pria mabuk itu. Hingga beberapa bulan berselang setelah kejadian itu Jisoo positif hamil. "Ggguuu--eee hhaammm--ill..." tangisnya pecah begitu saja. Dan pria itu, dia sama sekali tidak merasa bersalah atau mengingat kejadian dihari itu. Dia terus menjalani hidupnya seolah semua baik-baik saja. Akibat masalah besar itu, Jisoo mengambil tindakan aborsi. Semuanya terlambat, barulah pria itu sadar akan kesalahannya dan menebus rasa bersalahnya.