Aku mencintainya. Mencintai salah satu di antara mereka. Tapi aku bingung siapa yang aku cintai itu. Namun aku tidak peduli dengan rasa bingungku ini. Yang aku tahu,aku mencintai salah satu di antara mereka. Setiap aku berada di dekat mereka,jantungku berdebar kencang sekali. Aku selalu berdoa kepada Allah,jangan sampe jantungku lepas. Jika lepas apa yang akan terjadi?
Haa...Semoga saja aku mencintai kakaknya. Jika aku sampa mencintai adiknya,entah apa yang akan terjadi,yang kutahu adiknya itu adalah seorang playboy.
Aku Aviana Agatha yang mencintai salah satu dari anak kembar. Entah itu Vano Adriel atau Vino Adriel. "Aku mencintainya,Dianka," kata Ana pada sahabatnya itu.
"Kamu mencintai yang mana? Mereka ada dua loh," tanya Dianka bingung,ia berani bertaruh bahwa Ana pasti tidak tahu ia mencintai siapa.
"Mmm...Siapa ya? Vano atau Vino ya? Entahlah aku mencintai siapa,yang jelas setiap aku berada bersama mereka,jantungku berdebar lebih cepat," balas Ana sambil memamerkan senyum cerianya.
"Udah aku duga kamu ga tahu. Miris,kamu mencintai salah satu di antara mereka,tapi kamu ga tau kalau kamu mencintai yang mana," kata Dianka sambil menggelengkan kepalanya.
"Biarkan saja,aku tidak peduli mau aku mencintai Vano atau Vino,aku tidak akan peduli. Yang aku tahu mereka itu sama," balas Ana sambil terkekeh.
"Ehh...panjang umur tuh baru kamu omongin mereka udah muncul," kata Dianka. Ana yang mendengarnya langsung menoleh ke belakang.
"Hei...kembar! Sini,aku mau nanya," teriak Ana lantang. Si kembar pun menghampirinya.
"Ada apa?"tanya si kembar kompak.
"Aku mencintai salah satu dari kalian,apakah salah satu di antara kalian ada yang mencintaiku?"balas Ana sambil tersenyum. Dianka sudah menutup mukanya menggunakan buku pelajaran,dan kedua anak kembar itu hanya dapat mematung diam tak bergerak karna kaget mendengar penuturan gadis polos yang ada di depannya.
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏