Hembusan angin yang menerbangkan segala kelelahan dari wajahnya perlahan-lahan mulai dingin. Sama dinginnya dengan tangan laki-laki yang kini tengah menggenggam tangannya dengan erat seolah tak ingin ia melarikan diri . Laki-laki itu biasanya akan dengan senang hati mendengarkan segala cerita yang keluar dari mulutnya, tapi kini laki-laki itu ingin diberi kesempatan untuk berbicara dan si perempuan mendengarkan. Namun sudah beberapa waktu berlalu tak ada satupun kata yang keluar dari bibirnya itu. si perempuan mulai mengusap bahunya karena dinginnya hari yang mulai gelap. Ada rasa kesal karena si lelaki tak terlihat akan berbicara. " ulfa maafkan aku tapi aku tak bisa seperti ini terus menerus". "Apa maksudmu?". "Kamu mencintai Gavin?" Perempuan itu diam, jawaban yang mudah untuk dilontarkan menjadi sangat sulit. Karena perempuan itu memang mencintai Gavin tapi dia juga mencintai laki-laki yang tengah menatapnya.