"CIUM! CIUM! CIUM!" Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun. "CIUM! CIUM! CIUM!" Teriakan orang-orang semakin keras. "Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapan tajamnya. Gulf tersenyum getir ke arah orang-orang di bar itu yang tidak lain tidak bukan adalah teman satu kantornya. "Kau pikir aku mau menciummu? Ini semua karena kau yang tak mengerti cara bermainnya sehingga kita jadi kalah, dasar payah!" timpal Gulf kesal. "Kau juga tadi ketahuan kan! Dasar payah!" lawan Mew tak kalah kesal. "AYO CIUM! JANGAN CURANG! INI HANYA PERMAINAN!" teriak Run. "Kau dengar, ini hanya permainan. Ayolah, Mew! Aku tak suka terus-menerus jadi tontonan seperti ini," ujar Gulf seraya mendelik malas. Mew menatap Gulf ragu. "Gulf kita pasti akan jadi ejekan satu kantor, aku tak suka jadi bahan pembicaraan orang!" kata Mew bersikukuh menolak. "Ck! Biar saja! Ini hanya permainan! PER-MA-IN-AN!" Cup! Bibir kedua insan itu bersentuhan untuk beberapa detik. "AAWWWWW!!" Teriakan semua orang dalam bar seketika memenuhi ruangan mengalahkan suara dentuman musik yang keras. Mew menatap Gulf sinis seraya mengelap bibirnya. Gulf mengedikkan bahu tak peduli. . . NO KISS BETWEEN FRIENDS. Saat kau mencium temanmu, detik itu pula kalian bukan teman lagi. . . Cerita perjalanan Mew dan Gulf yang saling menemukan.