13 parts Ongoing Terkadang, Sang Maha Qudrah meng-Iradah-kan, melalui skenario panggung dunia yang diperagakan insan-insannya. Termasuk pada dua insan yang tengah diuji oleh sebuah fitrah, yang rupanya, suratan takdir itu mengabarkan bahwa mereka ditakdirkan sebatas untuk pernah saling mencintai satu sama lain, namun tidak untuk melangkah menuju tahap mendeklarasikan ikatan halal melalui ijab dan qabul.
Tidak ada satupun makhluk-Nya tanpa seizin-Nya, yang tahu apakah sepasang insan yang dipertemukan dalam ekosistem semesta-Nya akan berlanjut menyimpul ikatan suci nan sakral.
_____________________________________________
"Rasa kita itu haqiqi ya, perihal berjodoh atau tidaknya kita, itu yang majazi."
-Naufal Athar Nazif Ibnu Malik-
_____________________________________________
Tokoh utama cerita ini adalah Naufal dan Jihan. Mereka santri dan santriwati di sebuah pondok pesantren yang sama. Memiliki problematika dalam kisah hidup yang berbeda dan saling kontras. Namun seiring berjalannya waktu, perasaan itu perlahan tumbuh mekar di dalam hati mereka, sama-sama mendekap rasa itu diam-diam dalam hati, sama-sama mencurahkan euforia rasa itu pada Sang Pemilik Ruh.
Hingga,,, tiba saat titisan Adam itu mengutarakan niat baiknya.
Ada satu hal yang tidak mereka sadari, tentang rahasia. Mereka berdua menyimpan rapat sebuah kisah masa lalu yang sangat penting. Lebih tepatnya, bukan mereka yang sengaja memendamnya, namun semesta seolah ingin membocorkan masa lalu mereka di waktu yang tak pratitis.
Berlatarkan suasana pesantren, dengan menyisipkan beberapa kutipan-kutipan islami, yang senada dengan keilmuan pendidikan pesantren. Cerita ini akan mengemas kisah kehidupan Naufal dan Jihan beserta ekosistem di sekelilingnya. Sahabatnya, problematikanya, suka dukanya.