Mungkin waktu telah memakan semua kenangan yang pernah kita buat. Seperti angin yang mengusir hujan untuk pergi tanpa meninggalkan setetes air. Tapi satu hal yang harus kamu tahu. Bahwa janji yang pernah kita buat hari itu, masih terkurung di dalam ingatan dan meronta untuk ku tepati. -Na Jaemin- Berkisah dari 2 orang anak manusia yang bersahabat sejak kecil. Jaemin dan Nana. Masa kecil mereka sama seperti masa kecil anak manusia pada umumnya. Berteman-bertengkar-berteman, seperti itulah siklusnya. Tak jarang juga orang yang baru melihat mereka berdua mengira jika mereka adalah adik kakak karena kemanapun selalu berdua. Tapi, keadaan telah berubah. Keluarga Nana tiba-tiba hancur saat usianya menginjak 7 tahun. Ayah dan ibunya bercerai dan mengharuskan Nana ikut bersama ibu dan kakaknya karena hak asuh berada di tangan ibunya. Sedangkan ayahnya secara sepihak menjual rumahnya untuk membayar hutang yang sudah bertumpuk. Dan sejak hari perpisahan itu, Nana sudah hilang kontak dengan ayahnya. Sebelum pergi, Nana sempat berpamitan kepada Jaemin jika dia akan pindah ke suatu tempat yang jauh. Jaemin sangat terpukul. Tidak terima karena merasa di hianati, Jaemin membuat sebuah perjanjian kepada Nana. Entah perjanjian apa yang hari itu mereka berdua buat. Yang jelas, perjanjian itu membuat mereka seolah terikat satu sama lain. Di saat Jaemin dengan semangat menunggu kembalinya Nana, sebuah kabar tidak menyenangkan terdengar di telinga Jaemin. Kabar itu berasal dari Lee Taeyong yang mengatakan bahwa adiknya mengalami gangguan depresi saat duduk di bangku SMP. Namun Lee Taeyong melarang Jaemin untuk menemui adiknya dan memintanya menunggu hingga keadaan Nana kembali membaik. Penyakit Nana pun beralih sembuh saat menginjak SMA kelas 2. Namun ingatannya tak lagi seperti dulu. Dan tugas Jaemin adalah mengembalikan ingatan Nana yang telah hilang karena luka yang masih membekas semasa kecilnya.