Sekalipun sayap burung itu terluka berkali-kali, tidak ia jadikan alasan untuk jatuh tersungkur lalu mati begitu saja. Sekalipun sayap burung itu penuh dengan darah, tidak ia jadikan alasan untuk kalah dan menyerah. Sekalipun sayap burung itu tidak lagi sama seperti saat pertama, tidak ia jadikan alasan untuk berhenti disana. Terus terbang mengepakkan sayap, berjuang, patah tumbuh, jatuh bangun. Tidak mau kalah dengan ingin semesta. Lebih-lebih tidak ingin ditertawakan oleh para manusia. Akulah perempuan tangguh itu. || Tulisan ini lebih banyak mengandung sebuah pengharapan, bukan semata-mata tentang kenyataan hidup sang penulis. Meski ada sebagian kecil yang diambil dari kisah hidup sang penulis. Tulisan ini adalah sebuah semoga yang menyemogakan para perempuan menjadi perempuan tangguh, perempuan yang kuat, perempuan yang mampu berdiri diatas kakinya sendiri. Ya, semoga perempuan itu kamu, aku, dan kita. || Terimakasih untuk-Nya, yang senantiasa membersamai penulis dimana dan kapan saja.
4 parts