Sajak sajak ini terkumpul dari riuhnya rintik gerimis. Tercecer dari ingatan yang terus mengulang kenangan manis. Berakhir perih dengan senyuman miris.
- Ajeng Nurfitriani, kembali patah.
Kau yang pernah hadir sebagai senja yang menghangatkan, Sebelum akhirnya menjadi gerimis yang menggigilkan.
Dan detak yang yang pernah saling mendekatkan kita , Sebelum akhirnya di jauhkan oleh detik yang pernah menghadiahkan tawa.