Hyde, pria tampan keturunan Hasburg harus mengikuti tradisi keluarga untuk menikahi gadis bangsawan. Jika tidak, maka ia tidak akan mendapatkan warisan dinasti Habsburg. Saat liburan bersama orang tuanya di Malvern Hills, orang tuanya memperkenalkan Hyde dengan sahabat lama mereka Ken dan Sonya, yang mempunyai tiga anak gadis : Carrie, Letticia dan Milly. Orang tua Hyde dan Ken - Sonya berencana akan menjodohkan Hyde dengan salah satu dari ketiga gadis ini yang juga adalah keturunan menak (bangsawan).
Maka dimulailah hari-hari interaksi antara Hyde dengan ketiga gadis itu yang memiliki karakter berbeda. Dalam interaksi itu, juga ada Chandelle, sahabat Milly yang bekerja sebagai penghias sepatu dan pernah diajak Milly menemaninya ke rumah Hyde. Diam-diam, Hyde merasakan sesuatu yang berbeda tentang Chandelle.
Sebuah peristiwa tak terduga saat peringatan acara ulang tahun kakek Hyde, membuka rahasia yang pernah ada tentang Hyde dan Chandelle bertahun-tahun silam. Di saat yang hampir bersamaan, Chandelle menemui kenyataan penting dalam hidupnya yang membuatnya harus pergi meninggalkan semua yang ia jalani selama ini. Termasuk juga....melupakan perasaannya yang mulai tumbuh terhadap Hyde.
Akankah kisah ini berakhir bahagia bak takdir yang mengubah upik abu menjadi Cinderella? Ataukah bahagia untuk selamanya hanya ada dalam mimpi-mimpi indah dan imajinasi belaka?
Catatan :
Novel ini terbit di penerbit indie tahun lalu. Aku memutuskan untuk membagikannya di sini karena aku berharap, lebih banyak lagi yang bisa menikmati kisah ini. Kisah adaptasi dari dongeng Cinderella, namun aku membuatnya dalam versi yang lebih realistis. Karena cinta tidak hanya dibangun oleh mimpi-mimpi indah, tetapi juga oleh kekuatan untuk mewujudkannya jadi kenyataan.
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.