Pacar? Kita Kembar!
  • Reads 10,203
  • Votes 897
  • Parts 24
  • Reads 10,203
  • Votes 897
  • Parts 24
Ongoing, First published Jan 28, 2020
Sebuah cerita klasik yang mengisahkan dua orang berbeda jenis kelamin yang sering dibilang pacaran, padahal aslinya mereka adalah saudara kembar tak identik. 

"GAAAAA!!!!!! LO KEMANAIN BONEKA BERUANG GUE?!!!! ASTAGAAAAAAA" -Kirana Bella Agatha.

"APASIHHHH! MANA GUE TAU NJIR!!" -Kiano Rangga Arjuna.

"BRISIIIIK! MASIH PAGI TAU GAK!" -Mama Airin Eka Prastiwi. 

"Belisik banget semuanya" -Zidane Rasya Alatas.

"Sabar ya Allah. Punya keluarga toak semua" -Papa Giorgino Sultan Prakoso.
All Rights Reserved
Sign up to add Pacar? Kita Kembar! to your library and receive updates
or
#109wattysaward
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover
antagonis wife [TERBIT] cover
The Best Of Miracle cover
Rafa [End💗] cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
After Graduation cover
BABY CHANIE cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.