Sambil menunggu janji gw tentang "Tiang kembar yg menimpa neneknya temen gw" gak ada salahnya gw sekedar share pengalaman waktu pertama kali gw ikut mapala 2 tahun yg lalu.
bagi gw, ini salah satu malam yg paling menantang, karena, rupanya gw gak sendirian.
untuk mempersingkat malam kita, gak ada salahnya gw ingetin kembali, untuk melihat ke sekeliling, mungkin ada satu di antara kalian yg beruntung, dimana mereka ikut menemani sajian gw malam ini.
seperti yg gw bilang, kajadian ini terjadi 2 tahun lalu, waktu gw ikut kegiatan kampus yg bergabung dalam team Ekspedisi ke salah satu gunung yg kurang di kenal. kegiatanya sendiri bertujuan untuk menyambut mahasiswa baru yg bergabung di organisasi Mapala kampus.
singkatnya, gw adalah satu dari orang yg ikut.
Kaisar Tang melarikan diri dan pasukan petani memasuki ibukota Cang-an, disambut oleh penduduk dengan gembira dan penuh harapan. Pada waktu itu, Liu Mo Kong mengajak puterinya pergi meninggalkan istana. Biarpun dia menjadi kepala bagian bendahara raja, namun ia tidak mau membawa barang-barang istana, kecuali sebatang pedang, karena menurut kepercayaan keturunan raja-raja dulu, pedang inilah yang menjadi bukti dan yang mengesahkan kedudukan raja yang memerintah di daratan Tiongkok, di antara pusaka-pusaka keraton lain. Pedang ini adalah pedang Thian Hong Kiam.
Cerita ini merupakan hasil karya pengarang besar Asmaraman S. Kho Ping Hoo tahun 1966.