"Semua sudah baik adanya.." Berulang kali Zahra mengucap kalimat itu dengan lirih. Sambil berusaha membendung air matanya, ia mencoba menguatkan diri. Menyimpan dengan rapi luka yang baru saja dialaminya. Luka yang kemudian menjadi belenggu dalam hidupnya. Luka yang membuat ia harus pergi dari tanah kelahirannya. "Cintailah orang yang kau cintai sewajarnya saja, karena siapa tau kelak ia akan menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah orang yang kau benci sewajarnya saja, karena siapa tau kelak ia akan menjadi orang yang kau cinta" (Ali bin Abi Thalib) Tanpa sadar, air mata Zahra membasahi secarik kertas di tangannya. Mengapa jadi begini. Tidak pernah terlintas bahwa rasa yang dia yakini akan tetap sama sampai akhir hayat, berubah dalam waktu sekejap. "Ya Rabb, mengapa sangat sulit bagi hamba mengendalikan perasaan ini" (Cerita ini di rekomendasikan untuk seseorang yang belum pernah, hampir dan pernah di perbudak oleh rasa. Baik rasa cinta, rasa suka, rasa benci dan varian rasa yang lainnya) Selamat membaca :)