8 parts Ongoing Langit senja membentang seperti lukisan tak bertepi, semburat jingga dan ungu menyelimuti langit Kerajaan Cinta. Di antara megahnya istana kristal dan pepohonan yang bersenandung oleh angin surgawi, Putri Aurora berdiri di balkon menatap cakrawala. Gaun sutranya berkibar pelan, seolah menyatu dengan desir angin yang membawa bisikan langit.
"Aku selalu percaya," bisiknya pelan, nyaris tak terdengar, "bahwa cinta sejati tak pernah salah arah."
Dari kejauhan, derap langkah mendekat. Pangeran Angkasa, dengan jubah biru malam dan mata sekelam langit sebelum fajar, menghampiri dengan tatapan penuh kerinduan. Hatinya bergetar setiap kali ia menatap sosok Aurora-bukan karena keindahannya saja, tapi karena cara gadis itu mampu membuat langit terasa lebih terang dari biasanya.
"Aurora," suaranya lirih namun tegas. "Jika angin adalah jalan, maka kaulah arah yang kupilih. Bila takdir adalah langit, maka cintamulah bintang penuntunku."
Aurora menoleh, matanya yang bening memantulkan cahaya senja.
"Dan bila aku harus memilih antara mahkota atau hatimu," jawabnya pelan, "aku akan menanggalkan segalanya demi tetap mendengar bisikan surga yang hanya kau bisa bangkitkan dalam diriku."