Aku tau semua ucapanmu hanya sekedar mempermainkan aku, tak lebih dan aku pun tak boleh berharap lebih. kau yang agak sinting, sangat menyebalkan, perilakumu, kegilaanmu, semua hal tentangmu, dan hal konyol tentang dunia kita. Membuat aku menyimpulkan satu hal, bahwa itu semua kau lakukan hanya demi membuat aku merasa bahagia. -Andin Putriana- Kau mungkin hanya tau kalau ucapanku sekedar mempermainkanmu. Tapi nyatanya kau tak tahu, selama ini perkataanku benar adanya. Hanya saja aku mengungkapkannya dengan caraku sendiri. Kau bahagia An? Maka aku lebih dari semua yang kamu rasa. -Rezalian Bramastyo- Terima kasih Ali, sudah datang dan menorehkan banyak sekali warna yang dulu aku tak pernah melihatnya. Terima kasih untuk tawa itu, canda itu, bahagia itu, pundak itu. Terima kasih untuk cinta itu meski aku hanya orang yang singgah sebentar. -Karenia- Ini tentang persahabatan antara angka 10. Yang satunya berhati badak dan yang satunya hobi ngebaperin bikin pengen nampol tapi sayang, cowok ganteng. Andin adalah cewek strong yang nggak mudah ambyar, cuma karena kelakuan manis si tengil Ali, dia nggak akan baper. Paling cuma kesentil dikit. Disitu ada Andin maka disitu pula kalian akan menemukan Ali. Bagai ketempelan setan, Andin harus terus melafalkan kalimat suci dalam hatinya biar nggak baper gara gara godaan wajah Ali yang kinclong kaya lantai masjid baru dipelin. Tapi Andin tiba tiba merasa puzle dalam hatinya menghilang, ruang hatinya kosong dan hari harinya tak lagi menorehkan banyak warna seperti sebelumnya. Andin kehilangan warna itu saat Ali memberikan warna yang baru di kehidupan gadis lain, gadis yang dia cintai. Hingga akhirnya Andin sadar, gadis itu mampu menorehkan warna lain yang tak dapat Andin beri. Andin tahu, yang perlu dia lakukan adalah, menepi.