Story cover for waktunya hati berbicara by miss_blab1a
waktunya hati berbicara
  • WpView
    Reads 66
  • WpVote
    Votes 15
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 66
  • WpVote
    Votes 15
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Jan 31, 2020
ini tentang kata-kata hati yang belum sempat terucap, masih terpendam. Dan tentang pengorbanan, perjuangan, dan pembuktian yang belum tersampaikan.

   

   Cerita hati dalam menempuh Perjalanan.


   Untuk cerita selanjutnya
All Rights Reserved
Sign up to add waktunya hati berbicara to your library and receive updates
or
#318break
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Erlangga cover
Harmony Between Us cover
Tenggelam Dalam Rindu  cover
Stain cover
MANUSIA DAN PATAH HATI cover
Hanya Saja cover
Memory Of First Love [Completed] ✓ cover
Antara dosa dan Cinta Pertama cover
Barisan Penyesalan cover

Erlangga

7 parts Complete

Erlang selalu berpikir bahwa cinta adalah sesuatu yang bisa ia genggam erat. Bahwa ketika dua orang saling mencintai, mereka akan tetap bertahan, apa pun yang terjadi. Tapi nyatanya, itu hanya keyakinan naif yang perlahan hancur di hadapannya. Pacarnya pergi karena dia sudah menemukan yang baru. Semua janji, semua rencana masa depan, semuanya runtuh dalam sekejap. Erlang hanya bisa menatap kepergiannya, bertanya dalam hati, "Apa aku kurang baik?" Belum juga ia berdamai dengan kehilangan itu, takdir menamparnya lebih keras. Sahabatnya, satu-satunya orang yang mengerti dia tanpa banyak bicara, pergi-bukan karena memilih, tapi karena kehidupan memutuskan demikian. Kali ini, kepergian itu benar-benar untuk selamanya. Tidak ada kesempatan untuk meminta maaf, tidak ada lagi tawa yang bisa dibagi. Ditinggalkan oleh orang yang ia cintai, kehilangan orang yang selalu ada untuknya-Erlang berpikir, mungkinkah ia memang ditakdirkan untuk sendiri? Namun, di tengah kehancurannya, ada satu orang yang tetap di sisinya. Seseorang yang tak banyak bicara, tapi selalu tahu kapan harus mendengar. Sahabat yang tidak pernah menjanjikan apa pun, tapi selalu ada tanpa diminta. Dan dari sana, tanpa Erlang sadari, luka yang ia pikir tak akan sembuh perlahan mulai menemukan cahaya. Cinta yang ia kira sudah mati, ternyata masih punya kesempatan untuk hidup kembali. Apakah Erlang siap membuka hatinya lagi? Atau masa lalu akan terus menghantuinya?