"Sayang, dengerin aku!" aku membalikan tubuh Cyara. "Aku akui aku salah, Zaskia tadi datang, suaminya selingkuh, dia bilang dia hanya butuh teman bicara untuk mendengarkan keluh kesahnya, aku gak banyak menanggapi karena memang bukan urusan aku dan aku sama sekali gak tertarik untuk ikut campur," kataku. "Pelukan itu bukan aku yang memulai," "Tapi kamu akhirnya menikmatinya, kan?" sambarnya. Aku diam karena memang akhirnya aku membalas pelukan Zaskia. "Itu tandanya kamu masih perduli sama dia, Mas," katanya masih dalam isakan. "Ketika dia butuh seseorang untuk bicara kamu ada, ketika dia butuh seseorang untuk berkeluh kesah kamu bersedia mendengarkannya. Sementara aku? Untuk ditemani melakukan program kehamilan saja rasanya aku sulit memintanya sama kamu, terkadang kamu selalu terlihat tidak perduli, kamu selalu memiliki seribu alasan," katanya sambil terisak. Iya aku mengakui hal itu. Itu semua salahku. Seandainya saja aku iyakan keinginannya mungkin hal ini tidak akan terjadi.