Setelah semuanya menjadi kita Aku ingin merindukan purnama, bukan dalam bentuk sajak pun dalam bentuk prosa Aku hanya ingin menjadi aku yang tak boleh ada kita dalam kata Kita akan melebur dalam doa-doa Entah untuk ku seperti apa ataupun untukku seperti apa Yang jelas aku ingin duduk diantara purnama Seperti kau pahami sajak itu saat bersamaan kau akan pilah Saat itu pun aku ingin tak ada lagi luka yang pulih Seperti kolam yang tenang tanpa ada rasa dan riuh Serok sorai luka yang akan ku petik hingga perih Saatnya telah tiba, saat itu pun matamu tak lagi menyapa Mungkin ia sedang tertidur asyik dalam mimpimu yang menja Sudah usaikan saja semua sedih dan luka, hentikan narasi kita dalam kata Sentakkan sakitmu dalam doamu agar rindumu tersampaikan dalama bayang Tak sedap memang tetapi kau harus paham akulah yang tak ingin di sayang Disebut yang atau apa pun namanya yang kau kau dengunkan dalam kandang Kiranya nanti aku memeluk bulan lain Kuharapkan dikau merasakan kebahagiaan Sebab kelak bulan itu tak akan sempurna ia mungkin akan jadi sepotong atau bahkan hilang Berdoalah, yang kau anggap teduhmu kepada Tuhan. Selayar, 02 Februari 2020All Rights Reserved
1 part