Senandung Hati Ayyina(END)
  • LECTURAS 19,063
  • Votos 1,652
  • Partes 22
  • LECTURAS 19,063
  • Votos 1,652
  • Partes 22
Concluida, Has publicado feb 07, 2020
"Mencintaimu adalah luka,namun mencintaimu juga adalah cinta yang indah".-Ayyina.

***


"Saya sadar bahwa saya mencintai kamu,sewaktu kamu tidak ada saya kehilangan kamu,saya kehilangan separuh bagian diri saya,terasa hampa.Maaf telat menyadarinya hingga kamu merasakan sakit." Tubuhku seperti beku ketika mendengar perkataannya,sungguh aku sangat bersyukur padamu ya Allah,karna engkau yang memudahkan segalanya.

Tangisku pecah kembali,lalu kuhamburi dia dengan pelukan.
"Akupun mencintai Aa,sangat!."

***

Awal aku mencintainya bertempat pada tempat prakteknya,bertemu dengannya membuatku terbiasa mengaguminya hingga membuatku jatuh padanya,hatiku yang jatuh!.
Hingga terjeratlah aku dalam takdir yang pelik sekaligus indah,bersamanya Dokter Dustin ku!.



.

Peringkat 

1#Dustin


(15 Juni 2021)
Todos los derechos reservados
Regístrate para añadir Senandung Hati Ayyina(END) a tu biblioteca y recibir actualizaciones
or
#88two
Pautas de Contenido
Quizás también te guste
Teruntuk Kamu Pemilik Suara [SELESAI] de nuruulf
58 Partes Concluida
[PUBLISH ULANG - FREE FOR READ] Hilya Mafaza Azizi, gadis manis yang mengagumi seseorang tanpa tahu wujud dan rupa orang tersebut. Semuanya bermula saat Hilya mendengar suara merdu nan lembut tiap waktu salat tiba. Ya, Hilya menyukai si Muazin itu hanya dengan mendengar suaranya. BLURB : "STOP! STOP!," Anna yang sedaritadi diam menyaksikan bangkit dari duduknya. Menatap Rakha dingin, "kamu? Rakha, kan? Yang kemarin nyatain perasaan ke Hilya?. Mendingan pergi, deh!." Anna tersenyum samar bersamaan dengan wajahnya yang kembali dingin. __ "Saya terima nikah dan kawinnya Aqlima Razanna...." Tak lama setelah itu kata 'sah' pun terucap, disambut dengan lafadz hamdallah dari para tamu yang hadir. Tak kuasa membendung air mata, Hilya menunduk dalam guna menghindari tatapan orang disekitar yang bisa saja melirik ke arahnya. Sementara Anna, gadis berpashmina putih itu menoleh ke arah belakang. Terlihat dari posisi duduknya saat ini, Hilya tengah menunduk. Tak bisa dipastikan ekspresi sahabatnya itu. Walau, Hilya sendiri pernah mengatakan padanya bahwa dia tidak ada perasaan apapun terhadap lelaki yang kini telah menjadi teman hidupnya. Tetap saja, rasa was-was melingkupi sebagian hati kecilnya. Anna takut, apa yang Hilya katakan waktu itu adalah upaya gadis itu agar pernikahannya dengan Rakha berjalan dengan lancar. Sedangkan perasaan gadis itu terhadap lelaki disamping masih berbekas. Ia takut hal itu ada pada Hilya. Ia takut menyakiti Hilya. Disini, puncak permasalahan berasal dari dirinya. __ Bahagia atau sedihkah, ketika aku telah mengetahui siapa si Pemilik Suara itu?. -Hilya Mafaza Azizi- __ Kini aku semakin percaya dengan pribahasa ini 'Jodoh itu seperti setumpukan tempe, tidak ada yang tahu', begitu. -Penulis- __ Kisah yang sungguh rumit? Kalian berhasil menemukan nya. Inilah dia!. __ Published on 09 April 2019 Finished on 30 Mei 2019
Quizás también te guste
Slide 1 of 10
Teruntuk Kamu Pemilik Suara [SELESAI] cover
Kaesar cover
Alfarizzah (Alfarizi & Alizzah) cover
FIX YOU cover
air mata Cinta  cover
Pluviophile  cover
Memilih Untuk Pergi  cover
Imamku cover
My Maid 21+ cover
I'm Alexa cover

Teruntuk Kamu Pemilik Suara [SELESAI]

58 Partes Concluida

[PUBLISH ULANG - FREE FOR READ] Hilya Mafaza Azizi, gadis manis yang mengagumi seseorang tanpa tahu wujud dan rupa orang tersebut. Semuanya bermula saat Hilya mendengar suara merdu nan lembut tiap waktu salat tiba. Ya, Hilya menyukai si Muazin itu hanya dengan mendengar suaranya. BLURB : "STOP! STOP!," Anna yang sedaritadi diam menyaksikan bangkit dari duduknya. Menatap Rakha dingin, "kamu? Rakha, kan? Yang kemarin nyatain perasaan ke Hilya?. Mendingan pergi, deh!." Anna tersenyum samar bersamaan dengan wajahnya yang kembali dingin. __ "Saya terima nikah dan kawinnya Aqlima Razanna...." Tak lama setelah itu kata 'sah' pun terucap, disambut dengan lafadz hamdallah dari para tamu yang hadir. Tak kuasa membendung air mata, Hilya menunduk dalam guna menghindari tatapan orang disekitar yang bisa saja melirik ke arahnya. Sementara Anna, gadis berpashmina putih itu menoleh ke arah belakang. Terlihat dari posisi duduknya saat ini, Hilya tengah menunduk. Tak bisa dipastikan ekspresi sahabatnya itu. Walau, Hilya sendiri pernah mengatakan padanya bahwa dia tidak ada perasaan apapun terhadap lelaki yang kini telah menjadi teman hidupnya. Tetap saja, rasa was-was melingkupi sebagian hati kecilnya. Anna takut, apa yang Hilya katakan waktu itu adalah upaya gadis itu agar pernikahannya dengan Rakha berjalan dengan lancar. Sedangkan perasaan gadis itu terhadap lelaki disamping masih berbekas. Ia takut hal itu ada pada Hilya. Ia takut menyakiti Hilya. Disini, puncak permasalahan berasal dari dirinya. __ Bahagia atau sedihkah, ketika aku telah mengetahui siapa si Pemilik Suara itu?. -Hilya Mafaza Azizi- __ Kini aku semakin percaya dengan pribahasa ini 'Jodoh itu seperti setumpukan tempe, tidak ada yang tahu', begitu. -Penulis- __ Kisah yang sungguh rumit? Kalian berhasil menemukan nya. Inilah dia!. __ Published on 09 April 2019 Finished on 30 Mei 2019