Tepat satu tahun lalu. Ardila dan Fakhri memutuskan untuk memilih berjalan di jalan masing-masing. Keputusan yang benar-benar menyiksa sampai detik dimana Ardila mengungkap perasaannya saat ini. Ardila tau benar bahwa hal ini bukanlah hal yang mudah untuknya, tetapi mau tidak mau Ardila harus sudah berbesar hati melihat Fakhri menemukan kebahagiannya(lagi). Ardila tidak marah, tetapi Ardila pun tak bisa turut bahagia. Terlalu munafik, bukan? Setidaknya terimakasih pernah mengisi meskipun hanya singgah dan sampai Ardila berada di titik terlemah dan memutuskan untuk pergi. Percayalah Fakhri, Ardila pernah sebahagia itu. Bersamamu yang pernah menjadi tempat Ardila kembali meski di Waktu Yang Salah.