Semilir angin menerpa dengan lembut dipermukaan kulitku, lembutnya mengingatkanku pada sosok pria yang memberiku secerca harapan tanpa kepastian, kelembutannya membuatku rindu dengan apa yang ada pada dirinya Bahkan anginpun cemburu pada seuntai kata rindu yang aku titipkan untuk disampaikan padanya, hingga suatu saat ia jenuh dan tak lagi berpihak kepadaku. Kemudian hujan datang menawarkan diri untuk menyampaikan berbagai perasaan yang ingin kusampaikan pada sang pemikat hati, tetesan demi tetesan rindu dalam balutan doa yang ku siramkan padanya mengalir, berharap suatu saat dapat dipersatukan dalam lautan temu yang dibalut oleh keberkahan dari sang maha Cinta Seandainya angin terus menyampaikan rinduku padamu, mungkin aku takan tau bagaimana hujan mengubah rindu menjadi untaian doa yang candu Namun, akupun sadar bahwasannya mengharapkan sesuatu yang belum tentu aku miliki itu salah, dan akupun sadar bahwa sang maha pembuat skenario hidup telah menggariskan takdirku yang sudah jelas dan pasti akan membawaku pada titik kebahagiaan yang diridhaiNya Kebahagiaan yang kuharapkan datang dari sang pengabul doa. Maafkan aku tuan, karena telah lancang menyebutkan namamu dalam sepertiga malamku.All Rights Reserved
1 part