"Masih bocah udah nikah? Kurang bercanda apa takdir sama gue?"
~Fatimah Az-Zahra Hanidar.
***
Namanya adalah Fatimah Azzahra Hanidar, biasa disapa Zahra, nama itu terdengar sangat lembut, kalem dan indah. Namun sang pemilik nama sama sekali tidak seperti itu, Zahra adalah gadis bar-bar yang memanfaatkan kekayaan orang tua untuk berfoya-foya. Rambutnya tak pernah hitam, tutur katanya tak pernah sopan. Arifin Hanidar sebagai ayah dari Zahra merasa khawatir dengan anak gadis semata wayanhgnya itu, dia memiliki dua anak laki-laki tapi dua-duanya tak ada yang separah Zahra.
Setelah rapat keluarga, diputuskan untuk menikahkan Zahra, meski usianya sangat muda namun dia butuh pembimbing yang bisa membimbingnya sebab ayah dan abang-abangnya adalah orang-orang yang tidak tegaan terhadap Zahra. Siapa calon suaminya? Andaru, anak dari supir keluarga mereka.
Tentu saja Zahra menolak mentah-mentah keinginan keluarganya itu, dia mengenal Andaru karena mereka satu sekolah, Andaru yang selalu salat dhuha saat jam istirahat pertama itu bukan tipenya, tipenya adalah cowok-cowok gaul yang sukanya nongkrong di kafe sambil main game, bukan cowok yang nongkrongnya di musala sambil baca al-qur'an.
.....
6 Mei 2020
Sosok gadis melangkahkan kakinya menjauhi sebuah bangunan yang begitu megah dan mewah.
"Tunggu!" jerit seseorang.
"Kamu mau kemana?" tanya pemuda itu.
"Tidak!" singkat gadis itu sembari menundukkan pandangan.
"Maaf! Aku hanya..!" gadis itu belum selesai bicara.
Namun pemuda itu nampaknya begitu erat memegang tangannya.
"Tolong lepaskan!" jeritnya.
"Aku mau tahu jawaban darimu! Mengapa kamu menangis dan mengapa kamu tidak datang ke hari ulang tahunku!" ucap pemuda itu serius.
"Astagfirullah! Demi Allah! Tolong lepaskan! Tolong jangan pernah mencari diriku lagi!" ucap gadis itu menghempaskan tangannya.
"Kenapa? Apakah salah aku mencarimu? Aku selalu memikirkan dirimu!" ucap pemuda itu yakin.
"Tolong jangan pernah! Kita takkan bisa bersama! Walau bagaimanapun kita berusaha! Kalau Allah berkata tidak! Kamu bisa apa? Allah membenci apa yang kita lakukan sekarang! Kamu hanya teman! Bukan lebih! Aku tidak menaruh harapan lebih padamu!" " gadis itu sedikit membentak dirinya.
"Kalau aku mengganti agamaku! Apakah kamu mau menerima diriku?" ucap pemuda itu spontan.
••••••••••••••••••••