EVANESCENT || 𝐋𝐞𝐞 𝐌𝐢𝐧𝐡𝐨
  • Reads 39
  • Votes 6
  • Parts 3
  • Reads 39
  • Votes 6
  • Parts 3
Ongoing, First published Feb 15, 2020
Bukankah kamu datang dengan tujuanmu untuk kembali pergi?

Buat apa kita kenal jika akhirnya kita akan terpisahkan?

Kita adalah dua hal yang berbeda yang mana takdir tak ingin menyatukan kita, tetapi bukankah perbedaan adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan. Ini berbeda, Saat aku benar-benar mencintainya. Dia mengatakan

"Aku bukan takdirmu, semesta tak pernah merestui kita untuk bersatu. Maafkan aku, karena keegoisanku kamu harus menerima semua ini."
All Rights Reserved
Sign up to add EVANESCENT || 𝐋𝐞𝐞 𝐌𝐢𝐧𝐡𝐨 to your library and receive updates
or
#780stay
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
Duke's Grip cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
After Graduation cover
THE BOSS BABY cover
Choose Family  cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
BABY CHANIE cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.