Dia itu manis, pipinya merah, kulitnya putih, matanya indah, kecerdasannya di atas rata-rata. Semua kagum kepadanya,
dia ramah, dan juga terkadang melawan demi kebenaran.
Siapa dia? Siapa lagi kalau bukan adikku yang manis, yang selalu membuatku mengerti apa artinya kehidupan, dan membuatku mengerti apa yang dimaksud dengan kasih sayang.
Namun sayangnya, semua momen itu telah menjadi kenangan yang begitu indah, kenangan yang begitu berharga.
Mungkin hanya datang sekali seumur hidupku, tidak bisa diulang bahkan didapatkan kembali.
Rindu? Tentu saja aku sangat rindu!
Rindu dengan sosok manisnya yang selalu membangunkan diriku di pagi hari, rindu disaat dia mengerjaiku,rindu disaat kami tengah bertengkar tentang hal yang sepeleh. Aku sangat merindukan itu. Lebih dari apapun.
Sejak kepergiannya, semua merasa kesepian, terutama sahabatnya, Lifia.
Memang, semua terasa hambar saat dia pergi untuk selama-lamanya. Namun, apa daya? Kami harus menerima kenyataan yang pahit begitu mendalam.Walaupun rasanya hati ini tidak terima.
Aku hanya ingin mengucapkan,
terima kasih Nala, karena telah menjadi bagian dari hidupku, dan menjadi kenangan yang begitu berharga bagiku.
I love you, Nala:)