Aku terus menerus berjuang mengejarmu. Lelah. Tapi bagiku itu tidak ada apa apanya. Bukankah kesulitan selalu diiringi kebahagiaan. Mungkin disinilah aku yang mengejarmu lanyaknya kau pencuri. Namun aku selalu berharap agar kamu melihat kearahku. Sekali saja. Namun, bukankah takdir itu lucu. Aku terus berjuang mengejarmu. Sampai suatu saat takdir menamparku dengan begitu kejam. Membuatku tersadar bahwa apa yang mungkin kamu harapkan belum tentu dia menjadi takdirmu. Karena itu kini aku berhenti. Berhenti berharap kepada kesia-siaan. Namun takdir, aku harap kamu memberikanku seorang terbaik yang mampu menghapus luka dan mampu menerbitkan bahagia untuk diriku.