Perlahan
Sangat pelan
Aku terjebak lamunan
Dalam segenggam bayang kenangan
Menjelma bayang dirimu datang
Serupa cahya bintang
Bersinar terang
Gemintang
Entah bagaimana harus kumulai menuliskan cerita tentangku, atau tentangmu.
Yang ku tahu sekarang kita sedang berada dalam masa tenang.
Bagai lilin di tengah gelap, remang, tapi masih ada, dan tidak perlu berkobar.
Itu lah kita, tenang, jadi tenanglah.
Berbagai wajah puan silih berganti, datang lalu pergi, tiada yang menetap, karena aku hanya menyuguhkan minum bagi mereka yang hanya singgah, bukan hati atau jantungku.
Aku tak perlu menanyakan bagaimana rasamu padaku, itu urusanmu.
Rasa sayang yang tiada menuntut balas, sebening embun di kelopak bunga kala musim penghujan .
Indah, berada pada tempatnya, dan tak harus dipamerkan kepada siapa.
Beribu bait doa melambung,
Beribu menit ku merenung,
Beribu bayangmu di relung,
Beribu rindu yang terkungkung.
Tapi kini kita tenang, walaupun gelombang sering datang tanpa diundang.
Seperti yang sering kukatakan kepadamu, ini adalah sebuah kehidupan dengan segala resiko.
Jadi tenanglah, aku masih di sini.
Kapanpun kau menoleh, aku masih di sini.
*180220raa