Pada suatu malam, setelah mengikuti pendadaran (ibadah wajib sebelum mengikuti Perjamuan Kudus) di gereja, aku merenung sepanjang perjalanan pulang. Bagiku, malam itu adalah penutup hari yang panjang. Setelah berbagai macam kegiatan yang harus aku lakukan sepanjang pagi dan siang, akhirnya aku bisa pulang dan melakukan hal yang paling aku suka: rebahan di tempat tidur. Namun, dalam perjalanan pulang itu, sembari mengamati kehidupan malam kota Solo yang baru akan dimulai, aku menyadari satu hal.
Bahwa malam memiliki cerita yang berbeda untuk setiap orang.
Ada pedagang nasi goreng yang baru membuka warungnya.
Ada karyawan shift malam yang baru berangkat kerja.
Ada beberapa musafir yang beristirahat di masjid setelah melaksanakan solat maghrib.
Ada sekumpulan remaja yang berkumpul dengan teman sebaya di kafe.
Ada juga yang sedang dalam perjalanan pulang sepertiku.
Pemikiran itu menginspirasiku untuk membuat antologi ini. Sebuah kumpulan cerita tentang malam.
Aku yakin tidak hanya di Solo, di kota bahkan negara lain pun, ada banyak cerita tentang malam yang mungkin tidak pernah kita ketahui karena keterbatasan manusiawi kita. Meskipun cerita dalam buku ini sebagian besar adalah fiksi, aku harap cerita-cerita ini dapat mewakili cerita jutaan manusia di luar sana yang masih harus berjibaku dengan kehidupan bahkan ketika matahari telah pulang ke peraduan.
Selamat membaca.
🎶🎶Yun tera muskurana, Aur aake chale jaana
Kismat ka hai khul jaana
Tera Deedar Hua, Pehla sa pyar hua
Pehli hi baar hua iss dil ko
Naa toh inqaar hua
Naa hi iqraar hua
Jaane kya yaar hua iss dil ko🎶🎶
Hello Everyone!
This is the fourth Book in Short Story Collection!!!!
With new journey, new characters and new affection!