"Aku udah sering baca cerita tentang si cewe meluluhkan hati si cowo es, dan itu berhasil."
"Nah sekarang, aku mau ngelakuin itu ke kamu boleh gak?"
•
Pria berhoody hitam itu menatapnya lekat. "Bertahan dan menjadi yang utama atau mundur dengan segala konsekuensi yang gak bakalan lo duga,"
"Ades ... mundur," ia berlalu dengan isak tangis yang terdengar ditelinga pria itu.
---
Siapa yang tidak tau dengan Gildea Ades? Panggil saja Ades. Gadis bertubuh mungil, berparas ayu dengan lesung pipi yang membuatnya semakin digemari banyak pria disekolahnya. Menjadi primadona sekolah karena sifatnya yang ceria, selalu tersenyum, humble, dan cerdas.
Namun siapa yang tau bahwa dibalik semua sifatnya ada rahasia yang amat ia jaga, tak mau ada orang yang mengetahuinya sekali pun itu orang tuanya. Hal itu membuat dirinya merasakan sakit sendiri, bertubi-tubi cacian dan hinaan terlontar dari banyak orang yang membencinya, yang tak pernah mau mendengar kebenaran yang ada.
Sampai ia merasa lelah dan memilih menyerah. Merelakan semua rasa yang ia miliki.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan