Betrand Peto PO Squad✨🌈
  • Reads 5,469
  • Votes 201
  • Parts 5
  • Reads 5,469
  • Votes 201
  • Parts 5
Ongoing, First published Mar 02, 2020
Betrand Peto PO Squadd👑🖤

  
  Pagi ini nampak seorang pria tampan yang notabennya bernama Betrand Peto Putra Onsu. Atau biasa di panggil Koko oleh keluarganya, tengah berjalan menyusuri koridor sekolah SMP Perguruan Cikini sambil tersenyum kepada murid murid lain yang di temuinya.

  Di sekolahnya Betrand di kenal sebagai most wanted yang memiliki banyak Fangirl di sekolahnya maupun luar sekolah. Betrand merupakan putra dari seorang artis terkenal yang bernama Ruben Onsu.
All Rights Reserved
Sign up to add Betrand Peto PO Squad✨🌈 to your library and receive updates
or
#21betrandpeto
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Little Dumplings cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kisah Tak Sempurna cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
After Graduation cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
The Qonsequences cover
Kesayangan Bunda cover
Rafa  cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.